Sabtu, 03 Oktober 2020

 

OUTPUT

PRAKTIKUM KESUBURAN, PEMUPUKAN, DAN KESEHATAN TANAH

ACARA V

PROBLEMATIKA KESUBURAN TANAH DI SEKITAR TEMPAT TINGGAL

Oleh Amelia Nabila Ardiningrum (18/424301/PN/15341)

Pada hari, Minggu 27 September 2020 telah dilaksanakan praktikum Kesuburan, Pemupukan, dan Kesehatan Tanah Acara V, yakni Problematika Kesuburan Tanah di Sekitar Tempat Tinggal. Penulis melakukan survei secara mandiri dengan mewawancarai petani yang berlokasi di Dusun Kranggan I, Jogotirto, Berbah, Sleman, Yogyakarta. Kecamatan Berbah berada 18,90 km di sebelah tenggara dari Ibukota Kabupaten Sleman. Koordinat geografis kecamatan Berbah berada di 7.48'21"LS dan 110.26'33"BT dengan luas wilayah 22,99 km2. Berdasarkan data dari Pemerintah Kabupaten Sleman, bahwa ketinggian wilayah kecamatan berbah <100 m dpl dengan kemiringan lahan (lereng) >40%. Hampir sebagaian besar tata guna tanah berupa sawah, hal ini ditunjang dari kondisi tanah pertanian yang subur dan irigasi teknis yang baik.

Penulis berkesempatan mewawancarai narasumber seorang petani tanaman pangan, sebut saja Bapak Maryono (65). Kegiatan berlangsung selama satu jam, yakni dari pukul 10.00 – 11.00 WIB. Penulis mengulik berbagai informasi seputar problematika kesuburan tanah melalui kesaksian langsung selama mewawancarai beliau. Survei dan wawancara ini, penulis lakukan untuk mengetahui lebih lanjut terkait beberapa aspek, yakni meliputi keadaan tanah permukaan, keadaan lahan, pola tanam, produktivitas, dan permasalahan yang dialami oleh petani.

Gambar 1. Bersama Narasumber

Pengamatan pertama diawali dengan meninjau langsung keadaan lahan. Pada lahan seluas 2500 m2, ternyata diterapkan pola tanam secara monokultur, dimana pada saat kunjungan tersebut penulis mendapati lahan sedang ditanami satu varietas jagung. Penanaman jagung secara besar-besaran ini tidak hanya dilakukan oleh Bapak Maryono tetapi juga oleh beberapa petani di wilayah tersebut, hal ini dikarenakan adanya bentuk kemitraan antara perusahaan produksi benih (PT Advanta Seeds) dengan kelompok petani di wilayah tersebut. Bentuk kemitraan tersebut dilakukan dengan penanaman jagung varietas F9 sebagai benih penangkaran. Pada saat kunjungan umur tanaman memasuki 60 HST, sedangkan masa panen pada saat jagung 112-115 HST.


Gambar 2. Varietas Jagung F9

Pada aspek budidaya di lahan, digunakan jarak tanam sebesar 65 cm x 15 cm dimana peletakan tanaman dibedakan atas jagung pejantan dan betina dengan berselang-seling antar baris (jantan-betina-betina-betina-jantan). Hal ini ditujukan untuk meningkatkan produktivitas jagung betina sebagai indukan penghasil tongkol benih jagung. Sedangkan jagung pejantan nantinya akan digunakan oleh petani setempat sebagai pakan ternak. Sebelum memulai tahap penanaman, beliau mengatakan bahwa dilakukan tahapan olah lahan terlebih dahulu. Olah lahan dilakukan dengan cara membajak, yakni seminggu sebelum pembajakan petak sawah diairi untuk melunakkan tanah dan menghindarkan melekatnya tanah pada mata bajak. Kemudian terlebih dahulu dibuat alur tepi dan di tengah petakan sawah agar air cepat membasahi saluran petakan. Kedalaman dalam pembajakan ±15-25 cm. Pembajakan dilakukan hingga tanah benar-benar terbalik dan hancur. Pada tahap penanaman benih, beliau menerapkan satu lubang satu tanaman. Pengaplikasian pemupukan dilakukan pada 15-20 HST dengan urea sebanyak 150 kg/ 2.500 m2 kemudian pada 35-40 HST dengan NPK Phonska sebanyak 150 kg/ 2500m2.  Beliau menggunakan jenis pupuk bersubsidi dimana urea dibeli dengan harga Rp 100.000,00 per karung (50kg) dan Phonska sebesar Rp 125.000,00 per karung (50kg).

Terkait aspek produktivitas, petani di wilayah tersebut umumnya menerapkan pola tanam padi-padi-jagung, sehingga dapat diketahui MT I, II, dan III. Pada musim tanam I penanaman dimulai pada bulan Desember-Maret dengan hasil panen sebesar 3,2 ton/ha. Pada musim tanah II dilaksanakan pada bulan Maret-Juni dengan hasil sebesar 2,56 ton/ha. Sedangkan pada musim tanam III, yakni penanaman jagung diadakan pada bulan Juli-November dengan lahan seluas 2.500 m2 dapat dihasilkan ±2 ton jagung siap panen sehingga dapat dikonversikan menjadi 8 ton/ha. Dimana kemudian sesuai kesepakatan yang telah ditentukan antara pihak perusahaan dan petani, bahwa hasil panen jagung dihargai Rp 4.400,00 per kg nya.

Pengkajian terkait aspek keadaan tanah permukaan dilakukan oleh penulis secara mandiri melalui metode pengujian sifat fisik tanah. Pengujian sifat fisik tanah digunakan untuk mengetahui tekstur, struktur, warna, kelengasan dan kebatuan.

 

Gambar 3. Pengujian Fisik Keadaan Tanah Permukaan

Tekstur tanah merupakan ukuran dan perbandingan butir-butir tunggal tanah (soil fraction) (Achmad dan Putra, 2016). Tekstur tanah akan mempengaruhi kemampuan tanah dalam menyimpan dan menyediakan unsur hara bagi tanaman. Pengujian tekstur tanah menunjukkan bahwa keadaan di lapangan sampel tanah merupakan kelas tekstur geluh. Tekstur tanah geluh memiliki kandungan pasir, debu, dan lempung hampir sama (Sutanto, 2005). Pada tanah-tanah yang mempunyai tekstur tanah geluh merupakan medium pertumbuhan perakaran yang baik bagi tanaman karena mempunyai tekstur dan struktur yang tidak terlalu jarang dan tidak terlalu mampat sehingga proses aerasi tanah cukup baik dan daya menahan air dari tanah pun cukup baik pula.  aerasi tanah sangat berpengaruh terhadap pertumbuhan akar, karena akar dalam proses biologisnya memerlukan pula O2 untuk pernapasan. Adapun struktur tanah di lapangan tergolong membentuk gumpal membulat. Penetapan warna tanah didasarkan dengan menggunakan aplikasi semacam Soil Munsell Color Chart dengan hasil 10YR 1/1. Pada kondisi kelengasan tanah, diketahui kondisi menunjukan tanah dalam keadaan lembab. Lengas tanah merupakan air yang mengisi sebagian dan atau seluruh pori tanah. Salah satu faktor yang mempengaruhi keberadaan air tanah adalah besarnya curah hujan dan air yang dapat meresap ke dalam tanah. Ketersediaan lengas tanah sangat berpengaruh terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman. Gerakan lengas tanah juga dipengaruhi oleh sifat fisik tanah yang berkaitan dengan kemampuan tanah meloloskan air (permeabilitas), yaitu ukuran butir/tekstur, bentuk dan pori-pori tanah, serta tebal selaput lengas/hidratasi zarah (Suharyatun et al.,2013).

Permasalahan yang kerap dihadapi petani, yakni adalah serangan hama dan juga ketergantungan terhadap pemupukan anorganik. Dari kedua permasalahan ini sebenarnya ada suatu keterkaitan, dimana penggunaan pupuk anorganik secara terus menerus justru menimbulkan dampak yang jauh lebih parah, dimana salah satunya memicu tanaman budidaya rentan terserang oleh hama dan penyakit disamping mampu menimbulkan kerusakan tanah. Pemberian pupuk anorganik yang berlebihan, menyebabkan kurang tersedianya beberapa unsur hara mikro di dalam tanah, disamping itu tanaman rentan terhadap hama/penyakit sehingga efisiensi pupuk menurun. Kondisi ini menyebabkan turunnya pH tanah sehingga mikro flora dan fauna mati, tanah menjadi padat, dan tata aerasi menjadi jelek yang akhirnya menghambat perkembangan akar dan pertumbuhan tanaman (Misran,2014). Solusi yang dapat dilakukan adalah secara bertahap penggunaan pupuk anorganik dapat beralih menjadi penggunaan pupuk organik, semacam pupuk kandang.

Pupuk kandang (pupuk organik) merupakan kotoran padat dan cairan yang tercampur dengan sisa-sisa makanan atau alas kandang ternak. Pupuk kandang dapat dikatakan selain mengandung unsur hara makro (nitrogen), fosfor, kalium, dan lain-lain juga mengandung unsur hara mikro (kalsium, magnesium, cuprum serta sejumlah kecil mangan, borium dan lainlain), yang semuanya membentuk pupuk juga menyediakan unsur-unsur hara atau zat - zat makanan bagi kebutuhan dan perkembangan tanaman (Ismawati 2003.cit.Yuanita et al.,2016). Bahan organik seperti pupuk kandang dapat sebagai sumber humus, sumber hara makro dan mikro dan pembawa mikroorganisme yang menguntungkan dan juga sebagai pemacu pertumbuhan tanaman. Sehingga penambahan pupuk organik berupa pupuk kandang kambing atau sapi disamping menambah unsur hara bagi tanaman juga menciptakan kondisi yang sesuai bagi pertumbuhan tanaman.

Penanganan terhadap kondisi tanah yang rusak akibat penggunaan bahan anorganik secara terus menerus, salah satunya adalah dengan memanfaatkan Biochar. Saat ini telah mulai berkembang di dunia, penggunaan biochar atau arang limbah pertanian sebagai bahan pembenah tanah alternatif. Biochar mampu bertahan lama di dalam tanah atau mempunyai efek yang relatif lama, atau relatif resisten terhadap serangan mikroorganisme, sehingga proses dekomposisi berjalan lambat (Tang et al., 2013). Salah satu upaya mitigasi dalam menghadapi perubahan iklim adalah dengan meningkatkan sekuestrasi karbon diantaranya dalam bentuk biochar. Biochar terbukti efektif dalam menurunkan kemasaman tanah pada lahan kering masam yang banyak ditemui pada lahan pertanian di Indonesia (Nurida,2014). Biochar juga mampu mengurangi pencucian pestisida dan unsur hara dan pada akhirnya berdampak pada peningkatan kualitas lingkungan. Potensi bahan baku biochar tergolong melimpah yaitu berupa limbah sisa pertanian, terutama yang sulit terdekomposisi atau dengan rasio C/N tinggi. Di Indonesia potensi penggunaan charcoal atau biochar cukup besar, mengingat bahan baku seperti residu kayu, tempurung kelapa, sekam padi, tongkol jagung, cukup tersedia. Oleh karena itu, biochar dapat menjadi pembenah tanah alternatif yang potensial untuk memperbaiki kualitas lahan yang telah terdegradasi.

 

Referensi

Achmad,S.R. dan R.C. Putra. 2016. Pengelolaan lengas tanah dan laju pertumbuhan tanaman karet belum menghasilkan pada musim kemarau dan penghujan. Warta Perkaretan, 35(1):1-10.

Misran. 2014. Pengaruh penggunaan pupuk terhadap pertumbuhan dan hasil padi sawah. Jurnal Dinamika Pertanian 29(2):113-118.

Nurida,N.L. 2014. Potensi pemanfaatan biochar untuk rehabilitasi lahan kering di Indonesia.  Jurnal Sumberdaya Lahan Edisi Khusus, 57-68.

Pemerintah Kabupaten Sleman. 2017. Topografi. http://www.slemankab.go.id/profil-kabupaten-sleman/geografi/topografi. Diakses pada 2 September 2020.

Suharyatun,S., B.Purwantana, A.Razaq, dan M.Mawardi. 2013. Sebaran lengas tanah akibat pembuatan lorong pengatus dangkal pada tanah sawah. AGRITECH, 33(3):355-361.

Sutanto,R. 2005. Dasar-dasar Ilmu Tanah. Kanisius, Yogyakarta.

Tang, J., W. Zhu, R. Kookana, A. Katayama. 2013. Characteristics of biochar and its application in remediation of contaminated soil. Journal of Bioscience and Bioengineering 116(6),:653-659.

Rabu, 30 September 2020

 

OUTPUT

PRAKTIKUM KESUBURAN, PEMUPUKAN, DAN KESEHATAN TANAH

ACARA II

MENGENAL PUPUK

Oleh Amelia Nabila A (18/424301/PN/15341) Gol B3

Pada hari Kamis, 24 September 2020 telah dilaksanakan kegiatan praktikum Acara II, yakni Mengenal Pupuk. Praktikum ini dilakukan dalam bentuk kegiatan survei secara mandiri dengan mengunjungi toko pertanian yang berada di wilayah domisili penulis. Praktikum ini bertujuan untuk menambah wawasan mengenai jenis dan sifat pupuk yang kerap beredar di kalangan petani. Penulis berkesempatan mengunjungi salah satu toko pertanian di daerah Sleman, yakni toko pertanian “Sumber Makmur” yang beralamat di Jalan Kebon Agung, Bedingin, Sumberadi, Mlati, Sleman, Yogyakarta.

Gambar 1. Toko Pertanian Sumber Makmur

Toko ini beroperasi setiap hari, yakni Senin- Sabtu (08.00-16.30 WIB) dan Minggu (08.00-12.00 WIB). Lokasi toko cukup strategis dan mudah dijangkau oleh berbagai kalangan masyarakat yang membutuhkan sarana dan media bercocok tanam.

Gambar 2. Bersama Pemilik Toko Ibu Tugiman

Pemilik toko bernama Ibu Tugiman mengatakan bahwa bisnis pupuk pertanian telah dilakoni selama 20 tahun. Banyaknya permintaan sarana dan kebutuhan bercocok tanam mayoritas dari kalangan petani dan pelaku usaha di bidang pertanian, salah satunya adalah kebutuhan pupuk. Semua bahan organik atau anorganik yang ditambahkan ke dalam tanah atau tanaman untuk meningkatkan ketersediaan atau mencukupi unsur hara. Pemupukan adalah kunci dari kesuburan tanah. Kesuburan tanah adalah potensi tanah untuk menyediakan unsur hara dalam jumlah yang cukup dalam bentuk yang tersedia dan seimbang untuk menjamin pertumbuhan dan produksi tanaman yang optimum (Pinatih et al.,2015). Kesuburan tanah pertanian diukur berdasarkan hasil tanaman (berat kering ton.ha-1) dan kualitas (kandungan gula, pati, protein, dan vitamin).

Umumnya pupuk dapat dikelompokkan berdasarkan asal pembuatan dan unsur yang dikandungnya. Berdasarkan asalnya pupuk dapat dibedakan menjadi pupuk organik dan anorganik. Pupuk anorganik adalah pupuk hasil proses rekayasa secara kimia, fisik dan atau biologis dan merupakan hasil industri atau pabrik pembuat pupuk. Sedangkan pupuk organik adalah pupuk yang sebagian besar atau seluruhnya terdiri dari bahan organik yang berasal dari tanaman dan atau hewan yang telah melalui proses rekayasa, dapat dibentuk padat atau cair yang digunakan untuk mensuplai bahan organik, memperbaiki sifat fisik, kimia dan biologi tanah (Dewanto et al.,2013). Berdasarkan unsur yang dikandungnya, pupuk dapat digolongkan menjadi pupuk tunggal dan pupuk majemuk. Pupuk tunggal, yakni pupuk yang hanya mengandung satu jenis unsur hara sebagai penambah kesuburan tanah sedangkan majemuk merupakan pupuk campuran yang diolah oleh pabrik dengan jalan mencampurkan dua atau lebih unsur hara.

Pada kegiatan survei ini penulis meninjau secara langsung ketersediaan pupuk berdasarkan unsur yang terkandung di dalamnya. Berikut adalah hasil dari pengamatan yang dilakukan :

A.  Pupuk Tunggal

1.    Urea

Gambar 3. Pupuk Urea

Pupuk Urea merupakan pupuk tunggal yang berbentuk butiran tidak berdebu dan berwarna putih. Pupuk ini mengandung kadar Nitrogen (N) 46%, Biuret maksimal 1%, dan air maksimal 0,50%. Pupuk ini bersifat higroskopis dan mudah larut dalam air. Pupuk ini berguna untuk menghijaukan dan menyegarkan bagian tanaman, mempercepat pertumbuhan, dan menambah kadar protein hasil panen. Aplikasi penggunaan pupuk ini dapat dilakukan dengan cara ditugal atau dimasukkan dalam tanah di area pertanaman dan ditimbun, tetapi dapat juga dengan cara dilarutkan dalam air. Pupuk ini dapat digunakan untuk tanaman pangan seperti padi dan jagung, tanaman hortikultura, dan jenis tanaman lain. Pupuk urea yang diamati ini termasuk golongan pupuk non subsidi yang diproduksi oleh PT Petrokimia Gresik. Pupuk ini dijual dengan kisaran harga Rp 280.000,00 per karung (50kg).

2.    ZA

Gambar 4. Pupuk ZA

Pupuk ZA (Ammonium Sulfat) memiliki kandungan Nitrogen minimal 20,8%, Sulfur minimal 23,8%, kadar asam bebas sebagai H2SO4 maksimal 0,1%, dan kadar air maksimal 1%. Pupuk ZA berbentuk kristal dan berwarna putih. Pupuk ini bersifat higroskopis dan mudah larut dalam air sehingga dapat diserap tanaman dengan mudah. Fungsi dari pupuk ZA ditinjau dari kandungan unsur S dan N, dimana kandungan belerang berguna untuk meningkatkan kelas mutu hasil panen dengan memperbaiki warna, aroma, rasa, dan ukuran umbi juga membantu tanaman lebih hijau. Sedangkan unsur hara nitrogen berguna untuk menghijaukan tanaman, mempercepat dan meningkatkan pertumbuhan tanaman, dan meningkatkan kadar protein hasil panen. Pengaplikasiannya dapat sebagai pupuk dasar maupun pupuk susulan dengan dicampur dengan pupuk lain kemudian disebar, ditugal, atau dilarutkan dalam air. Pupuk ZA yang diamati ini termasuk golongan pupuk non subsidi yang diproduksi oleh PT Multi Mas Chemindo. Pupuk ini dijual dengan kisaran harga Rp 160.000,00 per karung (50kg).

3.    SP-27

Gambar 5. Pupuk SP-27

Pupuk SP-27 berbentuk butiran (granule) dan berwarna abu-abu. Pupuk ini mengandung sejumlah komponen unsur, yakni MgO 18,64%, CaO 30,16%, SiO2 1,81%, dan Al2O3+Fe2O3 2 %. Pupuk ini bermanfaat untuk memacu pertumbuhan dan menyuburkan tanaman, selain itu juga sebagai pembenah sifat fisik tanah. Penggunaannya cukup digunakan sebagai pupuk dasar pada tanaman semusim sedangkan pada tanaman tahunan diberikan di awal atau akhir musim penghujan atau segera setelah masa panen, dan dapat juga dicampur dengan jenis pupuk lain. Pupuk ini termasuk pupuk non subsidi yang diproduksi oleh PT.Cipta Makmur Pertiwi yang berada di Gresik. Pupuk ini dijual seharga Rp 110.000,00 per karungnya (50kg).

B.  Pupuk Majemuk

1.    KNO3 Merah

Gambar 6. Pupuk KNO3 Merah

Pupuk KNO3 Merah berbentuk kristal berwarna merah. Bersifat mudah larut dalam air dan netral (tidak asam). Terdapat 4 unsur utama penyusun pupuk ini, yakni Natrium (Na) 18%, Nitrogen (N) 15%, Kalium (K) 14%, dan Boron 0,05%. Pupuk ini digunakan untuk membantu mempercepat pertumbuhan bunga dan buah, meningkatkan kualitas rasa dan aroma, dan kandungan boron dapat meningkatkan transportasi karbohidrat dalam tanaman. Pupuk ini sangat baik digunakan untuk memenuhi unsur Kalium pada tanaman yang sensitif terhadap unsur klorida, misalnya tembakau. Aplikasi pupuk ini dapat dilakukan dengan pengocoran maupun penyemprotan.  Pupuk KNO3 Merah ini termasuk pupuk non subsidi yang diproduksi oleh Saprotan Utama. Pupuk ini dijual seharga Rp 45.000,00 per 2 Kg.

2.    KNO3 Putih

Gambar 7. Pupuk KNO3 Putih

Pupuk KNO3 Putih  berbentuk kristal berwarna putih. Sifatnya mudah larut di dalam air dan mudah diserap tanaman. Pupuk ini juga bersifat netral tidak asam juga tidak basa. Pupuk ini merupakan kombinasi unsur N dan K dalam bentuk K2O. Kandungan K2O pada KNO3  berkisar 45-46 % dan N 13 %. Pupuk ini berfungsi untuk mencegah kerontokan bunga dan buah, meningkatkan daya tahan tanaman, dan kandungan N pada pupuk ini berguna untuk merangsang pertumbuhan vegetatif dan meningkatkan jumlah anakan. Pupuk ini cocok digunakan untuk tanaman hias, hortikultura, dan pangan. Pengaplikasiannya hampir sama dengan KNO3 merah, yakni dengan pengocoran maupun penyemprotan. Pupuk KNO3  Putih  ini termasuk pupuk non subsidi yang diproduksi oleh Saprotan Utama. Pupuk ini dijual seharga Rp 50.000,00 per 2 Kg.

3.    NPK Phonska

Gambar 8. Pupuk NPK Phonska

Pupuk NPK Phonska Plus merupakan pupuk majemuk yang berbentuk granul (butiran) dan berwarna putih. Pupuk ini mengandung 3 komponen unsur utama, yakni Nitrogen (N) 15%, Fosfat (P2O5) 15%, dan Kalium (K) 15% kemudian dilengkapi dengan Sulfur (S) 9% dan Zink (Zn) 2000 ppm. Sifatnya higroskopis dan mudah larut dalam air sehingga mudah untuk diserap tanaman. Pupuk ini diperkaya dengan Sulfur yang berguna untuk meningkatkan kualitas dan daya simpan hasil panen juga dilengkapi Zink untuk mengoptimalkan pembentukan bunga dan memperbanyak buah. Selain itu, pupuk ini berfungsi untuk menambah daya tahan tanaman, memacu pertumbuhan akar, dan menjadikan tanaman lebih hijau dan segar karena banayk mengandung butir hijau daun. Pupuk ini sesuai untuk berbagai jenis tanaman, misalnya tanaman sayur, buah, perkebunan, dan pangan. Penggunaannya dapat disebarkan pada setiap barisan tanaman atau sekitar lubang tanam untuk penggunaan awal tanam pada sebuah tanaman sayuran bagian daun dan buah. Pupuk NPK yang diamati ini termasuk golongan pupuk non subsidi yang diproduksi oleh PT Petrokimia Gresik. Pupuk ini dijual dengan kisaran harga Rp 200.000,00 per karung (25kg).

4.    NPK Mutiara

Gambar 9. Pupuk NPK Mutiara

Pupuk NPK Mutiara  (16:16:16) merupakan salah satu produk pupuk NPK yang telah beredar di pasaran dengan kandungan Nitrogen (N) 16%, Fosfat (P2O5) 16%, dan Kalium (K2O) 16%. Pupuk majemuk ini hampir seluruhnya larut dalam air, sehingga unsur hara yang dikandungnya dapat segera diserap dan digunakan oleh tanaman dengan efektif. Karakteristik pupuk ini, yakni berbentuk butiran (granule) dan berwarna biru. Pupuk ini bermanfaat untuk menyehatkan tanaman, memaksimalkan produktivitas jangka panjang, peningkatan hasil produksi, peningkatan kualitas,rasa,warna,kesegaran, dan daya simpan buah atau umbi. Pengaplikasian pupuk ini cukup disebarkan pada setiap barisan tanaman atau sekitar lubang tanam untuk penggunaan awal tanam pada sebuah tanaman sayuran bagian daun dan buah, misalnya pada tanaman tomat,sawi,cabi,dll. Pupuk urea yang diamati ini termasuk golongan pupuk non subsidi yang didistribusikan oleh PT Meroke Tetap Jaya. Pupuk ini dijual dengan kisaran harga Rp 450.000,00 per karung (50kg).

Pada saat meninjau pupuk berdasarkan jumlah kandungan unsur yang dimiliki. Penulis juga mendokumentasikan beberapa jenis pupuk alternatif/pembenah tanah. Pembenah tanah merupakan suatu bahan yang dapat digunakan untuk mempercepat pemulihan atau perbaikan kualitas tanah. Pembenah tanah dapat disebut sebagai amelioran, misalnya penggunaan bahan organik (Haryati et al.,2019). Toko pertanian Sumber Makmur menyediakan beberapa amelioran (pembenah tanah), penulis mengambil dua contoh sebagai berikut:

1)      1. Pupuk Kandang (Srintil)

Gambar 10. Pupuk Kandang (Srintil)

Amelioran ini digolongkan amelioran organik, sebab menggunakan pupuk kandang yang berasal dari kotoran hewan. Penggunaan pupuk organik memiliki beberapa kelebihan dibandingkan anorganik seperti dapat memperbaiki sifat fisik, kimia, dan biologi tanah. Pupuk ini berperan dalam penyediaan unsur hara makro dan mikro, meningkatkan KTK tanah, memperbaiki struktur tanah, mengurangi fluktuasi suhu tanah serta sebagai sumber energi bagi mikro dan meso fauna tanah (Hartatik dan Setyorini, 2012. cit. Ramadhani et al.,2019). Pupuk ini telah difermentasi secara optimal sehingga matang dan siap digunakan. Pada pupuk tertera kandungan, meliputi asam humat, mikrobia Trichoderma harsianum (pengendali layu fusarium) dan Metarizium anisopllae (pengendali uret). Pemberian pupuk kandang dapat dilakukan dengan cara ditugal dalam lubang berbarengan pada saat penanaman pertama kemudian ditimbun atau dengan cara disebar merata pada saat pengolahan tanah untuk kemudian dicangkul dan dibalik.  Pupuk kandang cocok untuk segala jenis tanaman budidaya sebab ramah lingkungan dan sedikit efek samping. Pupuk kandang yang diamati ini termasuk golongan pupuk non subsidi yang diproduksi oleh masyarakat lokal di Minggir,Sleman. Pupuk ini dijual dengan kisaran harga Rp 15.000,00- Rp 25.000,00.

2)      2. Dolomit

Gambar 11. Pupuk Dolomit

Amelioran anorganik yang dapat memperkecil tingkat keracunan oleh logam berat, salah satunya dolomit. Dolomit memiliki karakteristik bentuk seperti tepung (powder) dan berwarna putih. Pada pupuk tertulis kandungan, yakni CaO 35% dan MgO 15%. Dolomit merupakan salah satu bahan pembenah tanah yang berfungsi untuk meningkatkan pH tanah, dimana jika diberikan ke dalam tanah akan terdisosiasi menjadi Ca 2+, Mg 2+ dan CO3 (Saputra et al.,2014). Penggunaan dolomit sebagai amelioran memiliki beberapa kelebihan, yakni harga beli relatif lebih murah, serta memiliki kandungan magnesium (Mg) dan Kalsium (Ca) yang berfungsi sebagai penambah unsur hara. Unsur Mg berperanan penting untuk transportasi P pada tanaman. Penggunaannya cukup disebar atau ditabur merata, apabila digunakan untuk memperbaiki sifat tanah. Pupuk dolomit yang diamati ini termasuk golongan pupuk non subsidi yang didatangkan dari  Wonogiri. Pupuk ini dijual dengan kisaran harga Rp 5.000,00 – Rp 40.000,00.

 

Referensi

Dewanto,F.G., J.J.M.R.Londok, R.A.V.Tuturoong, dan W.B.Kaunang. 2013. Pengaruh pemupukan anorganik dan organik terhadap produksi tanaman jagung sebagai sumber pakan. Jurnal Zootek 32(5):1-8.

Haryati,U.,S.Sutono, dan I.G.M.Subiksa. 2019. Pengaruh amelioran terhadap perbaikan sifat tanah dan produksi cabai rawit (Capsicum frutescens) pada lahan bekas tambang timah. Jurnal Tanah dan Iklim 43

(2):127-138.

Pinatih,I D.A.S.P., T.B.Kusmiyarti, dan K.D.Susila. 2015. Evaluasi status kesuburan tanah pada lahan pertanian di Kecamatan Denpasar Selatan. E-Jurnal Agroekoteknologi Tropika 4(4):282-292.

Ramadhani,C.,Sumardi,dan B.G.Murcitro. 2019. Pemberian dua jenis amelioran terhadap performa tanaman okra (Abelmoschus esculentus) pada ultisol. Jurnal Ilmu-Ilmu Pertanian Indonesia 21(2):121-128.

Saputra,Y.,A.Nurbaity, dan O.Muryani. 2014. Pengaruh macam amelioran dan taraf dosis logam berat terhadap pH, Cr total tanah, serapan Cr serta hasil tanaman selada (Lactuca sativa L.) pada andisols Lembang. Jurnal Photon 5(1):39-53.

Selasa, 25 November 2014



NEGARA DENGAN KONEKSI INTERNET TERCEPAT

1. KOREA SELATAN

    
    Rata-rata kecepatan internet : 14.0 Mbps

2. JEPANG

    
    Rata-rata kecepatan internet : 10.8 Mbps

3. HONGKONG
    
    
    Rata-rata kecepatan internet : 9.3 Mbps

4. LATVIA
   
    
    Rata-rata kecepatan Internet : 8.9 Mbps

5. SWITZERLAND

    
    Rata-rata kecepatan internet : 8.7 Mbps

6. NETHERLANDS

    
    Rata-rata kecepatan internet : 8.6 Mbps


Sabtu, 20 September 2014

DAMPAK POSITIF DAN NEGATIF PENGGUNAAN INTERNET

Dampak Positif


a.  Internet sebagai Media Komunikasi

        Fungsi ini merupakan fungsi internet yang paling banyak digunakan, setiap pengguna internet dapat berkomunikasi dengan pengguna lainnya dari seluruh dunia.

b.  Media Pertukaran Data

        Dengan menggunakan email,newsgroup,FTP dan WWW pengguna internet di seluruh dunia dapat saling bertukar informasi dengan cepat dan murah.

c.  Media untuk Mencari Informasi atau Data

     Perkembangan internet yang pesat, menjadikan internet sebagai salah satu sumber informasi yang penting dan akurat.

d.  Kemudahan Memperoleh Informasi

      Kemudahan memperoleh informasi di yang ada di Internet sehingga manusia tahu apa saja yang terjadi.

e.  Sumber Informasi

     Bisa digunakan sebagai lahan informasi untuk bidang pendidikan,kebudayaan,dll.

f.  Kemudahan Berbisnis

     Kemudahan bertransaksi dan berbisnis dalam bidang perdagangan sehingga tidak perlu pergi ke tempat penawaran/penjualan.

g.  Sumber Penghasilan

     Saat ini banyak sekali orang yang menggunakan internet sebagai sumber penghasilan.





Dampak Negatif


a.  Pornografi

        Internet identik dengan pornografi. Dengan kemampuan penyampaian informasi yang dimiliki internet, pornografi pun merajalela. Untuk mengantisipasi hal ini, para produsen browser melengkapi program mereka dengan kemampuan untuk memilih jenis homepage yang dapat diakses.

b.  Violence and Gore

        Kekejaman dan Kesadisan juga banyak ditampilkan di internet. Hal ini karena sisi bisnis dan isi internet tidak terbatas. Para pemilik situs menggunakan segala macam cara agar dapat menjual situs mereka. Salah satunya dengan menampilkan hal-hal yang bersifat kekerasan.

c.  Penipuan

     Internet pun tidak luput dari serangan penipu. Cara yang terbaik adalah tidak mengindahkan hal ini atau mengkonfirmasi informasi yang kamu dapatkan pada penyedia informasi tersebut.
       
d.  Carding

        Karena sifatnya yang real time (langsung), cara belanja dengan menggunakan kartu kredit adalah cara yang paling banyak digunakan di internet. Para penjahat internet pun paling banyak melakukan kejahatan dalam bidang ini. Dengan sifat yang terbuka, para penjahat mampu mendeteksi adanya transaksi kartu kredit online dan mencatat kode kartu yang digunakan. Untuk selanjutnya mereka menggunakan data yang mereka dapatkan untuk kepentingan kejahatan mereka.

e.  Mengurangi Sifat Sosial

       Mengurangi sifat sosial karena manusia cenderung lebih suka berhubungan lewat internet daripada bertemu secara langsung (face to face).

f.   Kecanduan

        Bisa membuat seseorang kecanduan, terutama yang menyangkut pornografi dan dapat menghabiskan uang karena hanya untuk melayani kecanduan tersebut.